INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
1. NOMOR INVENTARIS :
2. NAMA
BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN
PROMPONG
3. LOKASI : -
Grumbul :
Prompong
-
Desa
/ Kelurahan : Kutasari
-
Kecamatan : Baturraden
-
Jalan :
4. BAHAN :
5. UKURAN : -
Panjang : 300 cm
- Lebar : 400 cm
- Tinggi : 500 cm
- Diameter : -
6. TAHUN PEMBUATAN :
Dibangun tahun 1979
7. KONDISI :
Baik
8. STATUS KEPEMILIKAN :
Pemerintah Kabupaten
9. CERITA SINGKAT :
Monumen Prompong adalah sebuah
monumen yang berbentuk batu kurang beraturan, yang diletakkan di atas
penyangga berbentuk silinder dengan diameter silinder 200 cm dan tinggi silinder
140 cm. Monumen ini dibangun pada tahun 1979 oleh para eks Pasukan Pelajar
Indonesia Merdeka atau yang lebih dikenal dengan Pasukan IMAM ( Indonesia Merdeka atau Mati ),
untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya dari Pasukan IMAM
dalam mengusir penjajah yang ingin kembali berkuasa di Indonesia.
Monumen
berbentuk batu menggambarkan kekerasan dan ketahanan daya juang
masyarakat Indonesia
dalam menghadapi penjajahan. Ketahanan dan daya juang itu tidak akan lekang dan
luntur oleh jaman.
Penyangga berbentul silinder bermakna
bahwa perjuangan untuk mewujudkan cita
cita dan mendukung semangat anti
penjajahan itu tiada akhirnya, karena silinder tidak memiliki tepi. Selain itu
kebersamaan dan persaudaraan masyarakat dalam mendukung semangat perjuangan
terdiri dari semua lapisan, mereka tidak boleh terkotak-kotak apalagi sampai
tercerai berai.
Monumen ini dibuat untuk mengenang
pertempuran sengit yang terjadi di Grumbul Prompong , Desa Kutasari, Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas pada tanggal 8 Agustus 1947
antara Tentara Belanda dengan PASUKAN PELAJAR INDONESIA MERDEKA atau MERDEKA ( I.M.A.M ) . Dalam pertempuran
tersebut gugur 2 ( dua ) orang putra
bangsa dari pasukan IMAM yaitu Mohammad Besar dan Soeparto, serta 2
( dua ) orang laskar Hizbullah dan
5 ( lima ) orang penduduk setempat.
Pertempuran tanggal 8 Agustus 1947, pada
pagi hari itu diawali dengan gempuran meriam yang dipandu oleh pesawat Capung, disusul tembakan
brent dari kejauhan. Itu adalah pembukaan yang biasa terjadi dalam awal
pertempuran, tetapi apa yang menyusul kemudian, sungguh diluar dugaan. Sebelum itu, Belanda
selalu mengandalkan keunggulan peralatan seperti tank dan Panser. Tetapi dalam
pertempuran di Prompong mereka datang
dengan merayap dan menyelinap, tanpa sekalipun mengeluarkan tembakan. Hal ini sangat mengejutkan pasukan yang
dipimpin oleh Mohammad Besar. Pasukan mereka nyaris terjebak. Keadaan dan situasi yang mendadak inipun harus dihadapi. Akhirnya pertempuran
jarak dekatpun terjadi dengan sengit di tengah ladang jagung milik penduduk.
Karena kalah jumlah dan kalah persenjataan
akhirnya pasukan IMAM pun
perlahan lahan mengundurkan diri sambil
membawa jenazah korban yang akhirnya diketahui bahwa Mohammad besar dan
Soeparti gugur.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN
BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA
BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN GEWOK
- LOKASI : -
Grumbul :
Gewok
-
Desa
/ Kelurahan : Karanggintung
-
Kecamatan : Sumbang
-
Jalan :
- BAHAN :
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
-
Tinggi : 450 cm
-
Diameter atas : 45 cm
-
Diameter bawah : 100 cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1973
- KONDISI :
Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerintah
Desa
- CERITA SINGKAT :
Monumen yang
dibangun pada tahun 1973 oleh para eks Pasukan Pelajar Indonesia Merdeka Atau
Mati untuk mengenang perjuangan bersejarah bangsa Indonesia khususnya dari
pasukan pelajar IMAM ( Indonesia Merdeka Atau Mati ), sehingga gugur seorang
pejuang bernama RIYANTO, terletak di Dusun Gewok, Desa Karanggintung, Kecamatan
Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Peristiwa bersejarah itu mulai terjadi pada hari Sabtu,
9 Agustus 1947. Pada waktu itu kendaraan militer Belanda masih hilir mudik
melakukan patroli melalui jalan Rempoah – Purwokerto. Melihat keadaan ini,
Riyanto berinisiatif untuk memasang ranjau-ranjau darat di jalan itu. Pada pada
malam harinya ia meminjam sebuah linggis dari seorang penduduk Sokawera bernama
Rusdi.
Dengan
dibantu oleh beberapa orang penduduk, Riyanto memasang ranjau + 50 meter
di sebelah utara dan disebelah selatan batas desa Sokawera.
Pada tanggal
10 Agustus 1947, sekitar pukul 11.00
wib, datang iring-iringan kendaraan Belanda dari arah Baturraden ke
selatan. Riyanto bersama dengan beberapa anggota tentara menunggu di bawah
rumpun bambu di sebelah Timur jalan desa Sokawera. Brent Carrier lewat dengan
selamat, tetapi truk di belakangnya yang ditumpangi penuh tentara Belanda, melanggar ranjau, hancur
lebur dan masuk sungai Galur di sebelah barat jalan. Korban tentara
Belanda banyak sekali.
Melihat truk yang hancur , korban bergelimpangan
dengan senjata berserakan, darah muda Riyanto tak sabar, segera mendekat untuk
mengambil senjata, tanpa memperhitungkan kemungkinan datangnya bala bantuan.
Ternyata
truk kedua datang membantu, menembak gencar ke kiri dan ke kanan. Riyanto tak
sempat menghindar dan menjadi sasaran peluru belanda hingga gugur dengan luka
tembak hampir disekujur tubuh.
NVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN
BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA
BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN ARYA WIRAATMAJA
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Kedungwuluh
-
Kecamatan : Purwokerto
Barat
-
Jalan : Jl. Bank
Purwokerto
- BAHAN :
Batu dan semen
- UKURAN : -
Pjg :
- Lebar : 60 cm
- Tinggi : 350 cm
- Diameter :
- TAHUN PENDIRIAN : TAHUN 1980
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Bank
BRI Cabang Purwokerto
- CERITA SINGKAT :
Monumen Arya Wiraatmaja dibuat pada tahun
1980, terletak di halaman
Museum BRI yang beralamat di Jalan Arya Wiraatmaja atau Jalan Bank Purwokerto.
Keberadaan monumen ini untuk mengenang perjuangan Arya
Wiraatmaja, seorang Patih di Purwokerto yang hidup pada tahun 1833 – 1901,
dalam merintis simpan pinjam kepada masyarakat, yang pada waktu itu kebanyakan
terlilit hutang kepada lintah darat atau rentenir. Perjuangan Arya Wiraatmaja
ini merupakan cikal bakal lahirnya Bank
Rakyat Indonesia , yang saat
ini sebagai salah satu Bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia
Inspirasi Patih Arya Wiraatmaja terjadi
pada suatu ketika beliau menghadiri hajatan khitanan seorang guru. Ditengah
pesta beliau, berpikir bagaimana seorang guru bisa mengadakan pesta sedemikian
besar, dengan sajian makanan yang mewah dan berlimpah ruah, dihadiri oleh
masyarakat banyak dan para pejabat, serta menggelar pertunjukan lengger
Banyumasan yang menjadi lambang kemewahan pesta pada saat itu.
Di tengah pesta beliau mendekati sang guru dan secara halus menanyakan dari
mana ia memperoleh uang sedemikian
banyak untuk menggelar pesta. Ternyata guru tersebut berhutang kepada
orang Tionghoa dengan bunga yang sangat
tinggi, bahkan beban pelunasan hutang benar-benar diluar kemampuan guru tersebut.
Patih Aryawiraatmaja tergerak untuk membantu dengan memberikan pinjaman
dengan bunga yang rendah guna melunasi hutang guru tersebut. Uang yang
dipinjamkan adalah kas masjid sejumlah F.4000
( empat ribu gulden ), namun belakangan diketahui oleh atasan E. SEIBURGH, bahwa uang kas masjid hanya
digunakan untuk keperluan masjid saja. Maka atas peristiwa tersebut turunlah
surat resmi untuk mendirikan Bank Perkreditan Rakyat pada tanggal 16 Desember 1895 yang bernama Hulp Spaarbank
der Inlandsche Bestuur Amtenaren ( Bank Bantuan Simpanan Milik Pangreh
Praja Berkebangaan Pribumi )
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN
JENDERAL
GATOT
SOEBROTO
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Berkoh
-
Kecamatan : Purwokerto
Timur
-
Jalan : Gerilya Timur
Purwokerto
- BAHAN : Batu dan Semen
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
-
Tinggi Patung :
300 cm
- Tinggi
Silinder : 500 cm
- Diameter Silinder :
500 cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1990 :
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN :
Pemerintah Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Monumen Jenderal Gatot Soebroto yang terletak
di Jalan Gerilya Timur Purwokerto, tepatnya di depan Rumah Sakit Margono
Soekarjo Purwokerto ini dibangun oleh Para eks anggota Brigade XVII Tentara Nasional Indonesia Divisi
III Diponegoro Jawa Tengah, didukung
oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk mengenang jasa-jasa Jenderal Gatot Soebroto terhadap
perjuangan bersenjata maupun diplomatik melawan penjajah, khususnya di
Kabupaten Banyumas
Monumen berbentuk Patung
Jenderal Gatot Soebroto naik kuda nampak
sangat gagah. Alas patung berupa silinder yang tiada bertepi menggambarkan
bahwa perjuangan itu tiada mengenal kata akhir. Jadi perjuangan mengusir
penjajah harus tetap diteruskan dengan perjuangan mengisi kemerdekaan.
Peran Jenderal Gatot Soebroto di luar ketentaraan yang cukup monumental bagi
masyarakat Banyumas yaitu sewaktu beliau sebagai komandan Divisi III Diponegoro sekitar tahun 1950 an, beliau
mengembalikan fungsi gedung sekolah yang dahulu pernah digunakan sebagai
sekolah pada jaman penjajahan belanda yaitu sebagai Kweek School, kemudian pada
jaman penjajahan Jepang digunakan sebagai markas Kenpetai,
dan setelah kemerdekaan
digunakan sebagai asrama Batalion Rajawali, maka pada tahun 1950 an Jenderal
Gatot Soebroto memerintahkan supaya Batalion
Rajawali pindah dari tempat tersebut , dan mengembalikan fungsi gedung sebagai
gedung sekolah. Sampai sekarang gedung itu bernama SMA Negeri II Purwokerto.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN
PANGLIMA BESAR
JENDERAL
SOEDIRMAN
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Pasir Kidul
-
Kecamatan : Karanglewas
-
Jalan :
- BAHAN :
Batu dan Semen
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
- Tinggi patung : 350
cm
-
Diameter alas :
500 cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1984
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerintah
Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Monumen yang terletak di pinggir sungai
Logawa, Kecamatan Karanglewas, kurang lebih 4 km dari kota Purwokerto ini dibangun untuk mengenang
perjuangan Jenderal Soedirman di Kabupaten Banyumas, khususnya Purwokerto.
Salah satu peran penting bagi Kabupaten
Banyumas diantaranya sewaktu situasi genting masa transisi pengambilalihan
kekuasaan dari penjajah Jepang kepada Pejuang Indonesia . Berkat keahlian
stretategi dan kepandaian bernegosiasi dengan penjajah Jepang maka
pengambilalihan kekuasaan di Kabupaten Banyumas berjalan tanpa pertumpaha
darah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945.
Kiprah perjuangan Soedirman di Kabupaten
Banyumas sudah dimulai sejak pemerintah mulai merintis terbentuknya ketentaraan
negara di Republik Indonesia
yang baru berdiri. Pada tanggal 1 s.d 3
September 1945, para bekas perwira PETA, Heiho, Seinendan, dan KNIL di
Kabupaten Banyumas bertemu untuk membicarakan perihal pembentukan Badan Kemanan
Rakyat ( BKR ) Banyumas. Pertemuan tersebut diadakan di gedung Yosodarmo Purwokerto,
dan dipimpin langsung oleh Soedirman.
Setelah pertemuan tersebut, terbentuklah BKR dengan
Seodirman sebagai pimpinannya. Markas pertama BKR di gedung Landraat yang
terletak di sebelah timur alun-alun Purwokerto.
Belum lama
setelah BKR Kabupaten Banyumas terbentuk, pada anggal 5 Oktober 1945 pemerintah
pusat mengeluarkan Dekrit tentang
pembentukan Tentara Kemanan Rakyat (
TKR ), maka para anggota BKR ( Badan Keamanan Rakyat ) pun mentransformasikan
diri menjadi anggota TKR dengan nama
kesatuan yang baru yaitu Divisi V TKR, dengan komandan Kolonel Soedirman.
Monumen Panglima besar jenderal Soedirman
dibangun di atas bangunan berbentuk lingkaran yang saat ini difungsikan sebagai
Museum Panglima Besar jenderal Soedirman.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA
BANGUNAN / MONUMEN : TUGU
MERDEKA
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Kranji
-
Kecamatan : Purwokerto
Timur
-
Jalan : Jend. Gatot
Subroto Pwt
- BAHAN :
Batu dan semen
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
- Tinggi :
800 cm
- Diameter Bawah : 250 cm
- Diameter atas : 100 cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1959
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerinah
Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Tugu Merdeka sebuah nama tugu yang terletak di depan
rumah dinas eks Residen Banyumas di Purwokerto, atau di pertigaan antara Jalan
Gatot Soebroto dan Jalan Merdeka Purwokerto.
Monumen ini dinamakan Monumen Merdeka
karena dibangun untuk mengenang Kemerdekaan Indonesia yang ke 14 di mana masyarakat Banyumas cukup berperan
penting dalam perjuangan merebut kemerdekaan.
Monumen ini diresmikan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 19 Agustus 1959
saat berkunjung ke kota Purwokerto.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA
BANGUNAN / MONUMEN : TUGU
NASIONAL
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Sudagaran
-
Kecamatan : Banyumas
- BAHAN : Batu
dan semen
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
- Tinggi :
800 cm
- Diameter Bawah : 150 cm
- Diameter atas :
75 cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1959
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerinah Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Tugu Nasional sebuah nama tugu yang terletak di jalan
masuk ke Pendopo eks kantor Kabupaten Banyumas, atau di sekitar alun-alun
kKecamatan Banyumas.
Monumen ini dinamakan Tugu Nasional karena
dibangun untuk mengenang Kemerdekaan Indonesia yang ke 14 di mana masyarakat Banyumas cukup berperan
penting dalam perjuangan merebut kemerdekaan sehingga secara nasional bangsa
kita sudah merdeka
Monumen / Tugu ini diresmikan oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 19
Agustus 1959 saat berkunjung ke kota Purwokerto bersamaan
saat pesermian Tugu Merdeka di Purwokerto.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN ADIPURA KENCANA
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Berkoh
-
Kecamatan : Purwokerto
Selatan
- BAHAN :
Batu dan semen
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
- Tinggi : 400 cm
- Diameter Bawah : 150 cm
- Diameter atas : cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1994
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerinah Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Monumen Adipura Kencana yang dibangun pada tahun 1994 terletak di pertigaan jalan Jenderal
Soedirman dan Jalan Gerilya Timur Purwokerto.
Monumen Adipura Kencana karena dibangun
untuk mengenang keberhasilan Pemerintah Kabupaten Banyumas di bidang
pembangunan terutama pada Repelita I, Repelita II, Repelita III dan Repelita IV, dan Repelita V.
Monumen berbentuk tiruan adipura
kencana dibuat sedemikian menarik di tengah - tengah bundaran kolam, dan pada
lokasi strategis, dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan semangat kepada
masyarakat agar terus berkarya dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan .
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN ESTAFET
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan :
Karangklesem
-
Kecamatan : Purwokerto
Selatan
- BAHAN : Batu dan semen
- UKURAN : -
Panjang :
- Lebar :
- Tinggi :
500 cm
- Diameter Bawah :
250cm
- Diameter atas : cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1980
- KONDISI : Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerinah Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Monumen Estafet dibangun pada tahun 1980,
terletak di perempatan jalan S. Parman dan jalan Gerilya Barat Purwokerto, atau
di depan bekas eks terminal Purwokerto
Monumen Estafet merupakan sebuah simbol estafet penyerahan semangat membangun dan
kesempatan berperan dalam pembangunan
dari generasi tua kepada generasi muda.
Keberadaan monumen ini dimaksudkan untuk memberikan inspirasi bahwa
pembangunan tidak boleh berhenti hanya karena hilangnya sebuah generasi, tetapi
tiap generasi harus memiliki tangung jawab bahwa mereka harus mewariskan
hal-hal yang baik kepada generasi berikutnya.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN KAMPUNG MINA
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Beji
-
Kecamatan : Kedung
Banteng
- BAHAN : Batu dan semen
- UKURAN : -
Panjang : 500
cm
-
Lebar : 250 cm
-
Tinggi : 400 cm
-
Diameter Bawah : 250 cm
-
Diameter atas : cm
- TAHUN PEMBUATAN : 1989
- KONDISI :
Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerintah Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Monumen KAMPUNG MINA dibangun pada tahun
1990, terletak di pertigaan jalan menuju Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng
dan jalan menuju ke Kecamatan Baturraden.
Monumen KAMPUNG MINA dibangun untuk
memperingati keberhasilan Desa Beji, Kecamatan kedungbanteng yang telah berperan dalam pengembangan
perikanan masyarakat sehingga berhasil
memperoleh penghargaan tingkat nasional pada tahun 1985 s.d 1990
Selain itu keberadaan Monumen KAMPUNG MINA
diharapkan terus memotivasi dan memberikan inspirasi untuk terus mengembangkan
perekonomian berbasis pada perikanan masyarakat.
Letak monumen KAMPUNG MINA yang berada di
jalan strategis diharapkan mampu memberikan promosi secara langsung kepada masyarakat daerah lain
agar dapat menimba ilmu pengetahuan untuk pengembangan perikanan masyarakat,
yang ternyata dengan perikanan yang berbasis masyarakat dapat memberikan
kesejahteraan.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI MONUMEN BERSEJARAH
DI JAWA TENGAH KABUPATEN BANYUMAS
- NOMOR INVENTARIS :
- NAMA BANGUNAN / MONUMEN : MONUMEN BAWOR
- LOKASI : -
Grumbul :
-
Desa
/ Kelurahan : Sudagaran
-
Kecamatan : Banyumas
- BAHAN : Batu dan semen
- UKURAN : -
Panjang : cm
-
Lebar : cm
-
Tinggi : 200 cm
-
Diameter Bawah : 50 cm
-
Diameter atas : 30 cm
- TAHUN PEMBUATAN : 2005
- KONDISI :
Baik
- STATUS KEPEMILIKAN : Pemerintah Kabupaten
- CERITA SINGKAT :
Monumen Bawor dibangun pada tahun 2005,
terletak di komplek Pendopo Si Panji Banyumas, yang merupakan pusat
pengembangan kota lama di Kabupaten Banyumas, dimana Kota Kecamatan Banyumas
yang tersentral pada Bangunan Pendopo Si Panji dan dan bangunan lama
disekitarnya, diproyeksikan sebagai
tempat pengembangan wisata kota lama.
Didirikannya Monumen Bawor di tempat itu
terinspirasi kehidupan sosial budaya masyarakat Banyumas yang berwatak Cablaka
/ ceplas – ceplos , apa adanya sebagaimana disimbolkan dengan karakter tokoh
Bawor. Apalagi komplek Pendopo Si Panji
dan sekitarnya adalah tempat
wisata kota
lama , tentunya hal yang bernuansa budaya lokal harus dikedepankan.
Dalam pewayangan gagrag Banyumas Bawor
adalah tokoh sentral dalam Punakawan setelah Semar. Bawor adalah anak tertua dari Ki Semar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar