Sabtu, 05 Mei 2012

SINOPSIS CALENGSAI ( CALUNG LENGGER BARONGSAY )



CALUNG LENGGER BARONGSAI
( CALENGSAI )

“ B A L I M A S “


 














DIPENTASKAN DALAM ACARA
MUSDA VIII HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA (HPI)
PROVINSI BALI DI INNA GRAND BALI BEACH HOTEL
TANGGAL 26 OKTOBER 2011



PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
2011
sangat  penting untuk mewujudkan perdamaian dalam hidup. Sehingga tercapai hidup yang gemah ripah loh jinawi, tentrem karto raharjo, kalis ing sambekala.

Keberadaan Barongsai pada jaman dahulu (menurut Gotek) merupakan suatu sarana untuk mengusir hama yang menyerang tanaman warga. Dengan membuat ular-ularan, singa-singaan, warga berusaha mengusir hama yang menyerang tanaman mereka dan akhirnya berhasil dan dikenal sebagai salah satu seni Tionghoa yang termashur.

Sajian ini menggambarkan suasana hati para penari yang merasakan betapa kerasnya hidup di perantauan dan di tengah kegelisahan rindu kampung halaman. Terjadi situasi yang sangat dilematis karena satu sisi ingin pulang ke kampung halaman, tapi di sisi lain masih harus berjuang untuk menyelesaikan suatu tanggung jawab. Permohonan doa, sebagai penggambaran wujud syukur kepada Tuhan. Dalam doa meminta diberikan kesempatan untuk bisa kembali ke kampung halaman.

Begitu besar rasa rindunya pada kampung halaman membuat penari seolah-olah sudah berada di kampung halaman. Begitu gembiranya bertemu dengan rekan sejawat, bermain, menari-nari, dan bercanda dengan warga keturunan Tionghoa dengan memainkan Barongsai. Pada bagian ini menggambarkan betapa besar cinta, rindu kepada kampung halaman yang telah lama ditinggalkan untuk merantau jauh dari sanak saudara.  Dengan keteguhan hati, membulatkan tekad untuk  “Bali Banyumas  mBangun Banyumas” agar Banyumas menjadi sinaring tanah jawa dan masyarakatnya menjadi temata, temua dan rumangsa.

SELESAI
____________________________________

PENDAHULUAN


Kabupaten Banyumas memiliki berbagai macam dan bentuk kesenian tradisional salah satunya adalah seni tradisional Calung dan Lengger. Sebagai salah satu upaya menggali, melestarikan, dan mengembangkan kesenian tradisional Calung, Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas mementaskan Calengsai yang merupakan kolaborasi  Kesenian Tradisional Calung, Lengger yang dipadukan dengan Barongsai pada acara MUSDA VIII Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali di INNA GRAND BALI BEACH HOTEL pada  tanggal 26 Oktober 2011.

Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya pementasan ini.

Harapan kami, semoga pementasan ini mampu memberikan suatu wacana kesenian baru yang tidak menutup kemungkinan bagi kesenian lain untuk berkolaborasi sehingga tercipta bentuk baru dengan tidak meninggalkan bentuk asli.

Akhir kata selamat menyaksikan dan semoga berkenan. Terima kasih.


Purwokerto, 22 Oktober 2011
KEPALA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN BANYUMAS




DWI PINDARTO, S.H., M.Hum.
Pembina Tingkat I
NIP. 19610910 199103 1 005



TIM TEKNIS


Pelindung :
Bupati Banyumas
Drs. H. Mardjoko, M.M.


Penasehat :
Kepala Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas
Dwi Pindarto, S.H., M.Hum.


Ketua Tim :
Drs. Saptono Supriyanto
Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Kab. Banyumas




Wakil Ketua :
Kasirun, S.Pd.
Kasi Nisasfil Dinporabudpar Kab. Banyumas


Sekretaris :
Drs. Edy Suswanto
Kasi Nitrahkala Dinporabudpar


Bendahara :
Sri Wigati


Dokumentasi :
Suyudi


 CALUNG LENGGER BARONGSAI
( CALENGSAI)
“ B A L I M A S “


Kesenian Kolaborasi Calengsai ini merupakan ide / gagasan dan ciptaan dari Bapak Bupati Banyumas Drs. H. Mardjoko, MM pada Tahun 2009, sebagai upaya untuk menyatukan semua kalangan masyarakat serta memberikan kesempatan kepada semua bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di Banyumas termasuk kesenian Barongsai. Dengan harapan mampu memperkaya khasanah budaya Banyumas.

Balimas adalah sebuah idiom / ungkapan yang bisa diartikan sebagai Bali – Banyumas, Kembali ke Banyumas. Kekayaan garap dan keberagaman vokabuler  yang ada di Banyumas menjadikan banyak pilihan dalam penggarapan karya ini. Dengan tidak meninggalkan identitas Banyumas yakni Calung dan Lengger, karya ini diharapkan mampu memberikan suatu nuansa baru dalam ranah kesenian Banyumasan.

Karya ini menyuguhkan suatu sajian gerak Bali dan Banyumas yang dipadukan dengan iringan Gamelan Ageng dan Calung Banyumasan. Dengan penggambaran suasana dan iringan yang disesuaikan dengan gerak tari serta karakter gerak tari.

Gamelan Ageng mewakili ranah budaya yang adi luhung, sedangkan calung mewakili ranah budaya yang egaliter dan merakyat. Dengan harapan bahwa penggabungan antara keduanya bisa mewujudkan suatu sajian adi luhung yang egaliter, tentunya dengan tidak meninggalkan kesan ke-adi luhung-an yang sudah terbentuk.

Barongsai mewakili ranah budaya Tionghoa yang sudah sangat dikenal. Perpaduan antara Calung, Lengger dan Barongsai mengandung maksud bahwa antara budaya Tionghoa dan budaya Banyumas bisa berdampingan secara damai dan bisa menjadi suatu contoh   bagi   kita  semua   bahwa   persaudaraan   adalah   hal   yang  

Properti :
Sudaryanto, BSc.
Kasi Sarpras Dinporabudpar Kab. Banyumas
Sukoco

Rias Kostum :
Endang Setyaningsih, S.Pd., S.Sn., M.Pd.
Ida Sulistyorini, S.Pd.

Penyusun Tari :
Kustiyah

Penyusun Iringan :
Didik Himawan DH, S.Sn.


Pendukung :
Carlan, S.Sn., Ciwan, Sutarno, Endang Sariyah, Sadikin,
Kuat Waluyo, S.Sn., Rumpoko Setyo Aji, S.Sn., Hadi Warsito, Sarkum, Odha Wigaringtyas, Kinanthi Wirama S, Heka Swasty Rarassati, Stefani Ria Juliana, Andresa, Christia Aphrodita Karina Gunawan, Elisabet Ratna Setyani Saputra, Mantep, Handono, Johan, Indra Buang, Windi, Aji, Cipling, Anjar, Agus, Supri.


Produksi :
DINAS PEMUDA OLAHRAGA
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN BANYUMAS
2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar