CALUNG LENGGER BARONGSAI
( CALENGSAI )
“ B
A L I M A S “
DIPENTASKAN DALAM ACARA
MUSDA VIII HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA (HPI)
PROVINSI
TANGGAL 26 OKTOBER 2011
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA
2011
sangat penting untuk mewujudkan
perdamaian dalam hidup. Sehingga tercapai hidup yang gemah ripah loh jinawi, tentrem karto raharjo, kalis ing sambekala.
Keberadaan Barongsai pada jaman dahulu
(menurut Gotek) merupakan suatu
sarana untuk mengusir
Sajian ini menggambarkan suasana hati para penari
yang merasakan betapa kerasnya hidup di perantauan dan di tengah kegelisahan rindu
kampung halaman. Terjadi
situasi yang sangat dilematis karena satu sisi ingin pulang ke kampung
halaman, tapi di sisi lain masih harus berjuang untuk menyelesaikan suatu
tanggung jawab. Permohonan doa, sebagai penggambaran wujud syukur kepada
Tuhan. Dalam doa meminta diberikan kesempatan untuk bisa kembali ke kampung
halaman.
Begitu besar rasa rindunya pada kampung halaman
membuat penari seolah-olah sudah berada di kampung halaman. Begitu gembiranya
bertemu dengan rekan sejawat, bermain, menari-nari, dan bercanda dengan warga
keturunan Tionghoa dengan memainkan Barongsai. Pada bagian ini menggambarkan
betapa besar cinta, rindu kepada kampung halaman yang telah lama ditinggalkan
untuk merantau jauh dari sanak saudara.
Dengan keteguhan hati, membulatkan tekad untuk “Bali Banyumas mBangun Banyumas” agar Banyumas menjadi sinaring
tanah jawa dan masyarakatnya menjadi temata, temua dan rumangsa.
SELESAI
____________________________________
|
PENDAHULUAN
Kabupaten Banyumas memiliki berbagai macam dan
bentuk kesenian tradisional salah satunya adalah seni tradisional Calung dan
Lengger. Sebagai salah satu upaya menggali, melestarikan, dan mengembangkan
kesenian tradisional Calung, Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam hal ini
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas
mementaskan Calengsai yang merupakan kolaborasi Kesenian Tradisional Calung, Lengger yang
dipadukan dengan Barongsai pada acara MUSDA VIII Himpunan Pramuwisata
Indonesia (HPI) Provinsi Bali di INNA GRAND BALI BEACH HOTEL pada tanggal 26 Oktober 2011.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
pementasan ini.
Harapan kami, semoga pementasan ini mampu memberikan
suatu wacana kesenian baru yang tidak menutup kemungkinan bagi kesenian lain
untuk berkolaborasi sehingga tercipta bentuk baru dengan tidak meninggalkan bentuk
asli.
Akhir kata selamat menyaksikan dan semoga
berkenan. Terima kasih.
Purwokerto, 22 Oktober 2011
KEPALA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN BANYUMAS
DWI
PINDARTO, S.H., M.Hum.
Pembina Tingkat I
NIP. 19610910 199103 1 005
TIM TEKNIS
Pelindung
:
Bupati Banyumas
Drs. H. Mardjoko, M.M.
Penasehat
:
Kepala Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas
Dwi Pindarto, S.H., M.Hum.
Ketua
Tim :
Drs. Saptono Supriyanto
Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Kab. Banyumas
Wakil
Ketua :
Kasirun, S.Pd.
Kasi Nisasfil Dinporabudpar Kab. Banyumas
Sekretaris
:
Drs. Edy Suswanto
Kasi Nitrahkala Dinporabudpar
Bendahara
:
Sri Wigati
Dokumentasi :
Suyudi
|
CALUNG LENGGER BARONGSAI
( CALENGSAI)
“ B A L I M A S “
Kesenian Kolaborasi Calengsai ini merupakan ide / gagasan dan ciptaan dari Bapak
Bupati Banyumas Drs. H. Mardjoko, MM
pada Tahun 2009, sebagai upaya untuk menyatukan semua kalangan masyarakat
serta memberikan kesempatan kepada semua bentuk kesenian yang tumbuh dan
berkembang di Banyumas termasuk kesenian Barongsai. Dengan harapan mampu
memperkaya khasanah budaya Banyumas.
Balimas adalah sebuah idiom / ungkapan yang bisa
diartikan sebagai
Karya
ini menyuguhkan suatu sajian gerak
Gamelan Ageng mewakili ranah budaya yang adi
luhung, sedangkan calung mewakili ranah budaya yang egaliter dan merakyat.
Dengan harapan bahwa penggabungan antara keduanya bisa mewujudkan suatu
sajian adi luhung yang egaliter, tentunya dengan tidak meninggalkan kesan ke-adi
luhung-an yang sudah terbentuk.
Barongsai mewakili ranah budaya Tionghoa yang
sudah sangat dikenal. Perpaduan antara Calung, Lengger dan Barongsai
mengandung maksud bahwa antara budaya Tionghoa dan budaya Banyumas bisa
berdampingan secara damai dan bisa menjadi suatu contoh bagi kita semua bahwa
persaudaraan adalah
hal yang
Properti :
Sudaryanto, BSc.
Kasi Sarpras Dinporabudpar Kab. Banyumas
Sukoco
Rias Kostum :
Endang Setyaningsih, S.Pd., S.Sn., M.Pd.
Ida Sulistyorini, S.Pd.
Penyusun Tari :
Kustiyah
Penyusun Iringan :
Didik Himawan DH, S.Sn.
Pendukung :
Carlan, S.Sn., Ciwan, Sutarno, Endang Sariyah, Sadikin,
Kuat Waluyo, S.Sn., Rumpoko Setyo Aji, S.Sn., Hadi Warsito, Sarkum,
Odha Wigaringtyas, Kinanthi Wirama S, Heka Swasty Rarassati, Stefani Ria
Juliana, Andresa, Christia Aphrodita Karina Gunawan, Elisabet Ratna Setyani Saputra, Mantep, Handono, Johan, Indra Buang, Windi, Aji,
Cipling, Anjar, Agus, Supri.
Produksi :
DINAS PEMUDA OLAHRAGA
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN BANYUMAS
2011
|
Sabtu, 05 Mei 2012
SINOPSIS CALENGSAI ( CALUNG LENGGER BARONGSAY )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar